Andrew Steven Puika, yang akrab disapa Andrew, memiliki passion dan keingintahuan besar terhadap peminatan bidang teknologi imersif, khususnya Metaverse dan Virtual Reality. Ketertarikan tersebut diawali dengan kecintaannya terhadap anime series.Terhitung sudah 8 tahun lebih, Andrew berdedikasi menyebarluaskan dan mengedukasi Metaverse dan Virtual Reality di Indonesia. Dedikasi tersebut bertolak dari cita-citanya yang senang menciptakan inovasi di bidang teknologi.
Bagi Andrew, masalah teknologi di Indonesia adalah keterbatasan akses. Dengan spesialisasi di Metaverse dan Virtual Reality, ia ingin melakukan pemerataan teknologi secara demokratis. “Teknologi imersif, buatku, potensi terbesar yang bisa memajukan taraf hidup masyarakat kita di masa depan. Oleh karena itu, pada 2016, aku turut mendirikan SHINTA VR bersama Akira Sou dan Andes Rizky,” tutur Andrew mengingat periode awal kepulangannya dari Jerman. Tahun itu, perusahaan Virtual Reality di Indonesia masihlah terhitung jari.
Di SHINTA VR, Andrew mengaplikasikan ilmu teknologi (computer science) yang ia pelajari dari BINUS University, TGGS (Thailand), dan RWTH Aachen (Jerman). Kini SHINTA VR adalah rumah baginya. “Aku bisa menerapkan teknologi berbasiskan riset, studi kasus, dan berpendekatan sikap ilmiah. Motivasiku, bersama SHINTA VR, aku seperti berkarya sekaligus berkarier secara menyenangkan,” lanjut Andrew disusul pengakuannya tentang kesenangannya belajar. Andrew adalah sosok pembelajar dengan integritas tinggi. Setiap hari baginya adalah memperbarui kebaruan wawasan teknologi. Sejak gabung di SHINTA VR, Andrew juga belajar bagaimana menempatkan teknologi dalam trend bisnisnya.
Mulai dari 2015 hingga sekarang, Andrew berdedikasi menginisiasi proyek Virtual Reality dan Metaverse, baik skala nasional maupun internasional. Dengan bergabungnya di SHINTA VR yang mewadahi komitmennya, Andrew berupaya konsisten memberi dampak positif dan nyata dari teknologi imersif kepada masyarakat Indonesia. Dalam kata-katanya sendiri, “Bagaimanapun, pemahaman mengenai teknologi harus dibarengi dengan industry knowledge yang membekalinya,” tegas Andrew.
Melalui SHINTA VR, komitmen Andrew kian tersalur sehingga ia dapat berjejaring membangun relasi lebih luas rekognisinya di ekosistem teknologi imersif dalam skala global. Tercatat bahwa selama ia bergabung di SHINTA VR pada 2016, Andrew terlibat secara konsisten dalam mendesain dan mengarsiteki 3 produk SHINTA VR, antara lain MilleaLab, SpaceCollab, Virtual Character System. Ketiga produk tersebut manifestasi dari komitmen SHINTA VR dalam industri teknologi, yaitu Making Impact with Immersive Technology.
Selain produk teknologi, SHINTA VR juga mengadakan pemberdayaan Sumber Daya Manusia melalui teknologi. Manifestasi dari komitmen tersebut, yaitu Andrew kerap diminta menjadi narasumber ahli di berbagai forum formal seperti webinar atau simposium sejenis. Terkait hal tersebut, Andrew menceritakan salah satu kesannya, “Aku konsisten mewakili SHINTA VR selaku fasilitator di program BINUS GLS (Global Learning System). Di program itu, aku berbagi pengalaman seputar industri teknologi VR, Immersive Technology, Metaverse, dan enterpreneurship di lingkup BINUS University.”
Terhitung sejak 2017, Andrew telah menerima dan membimbing lebih kurang 80 mahasiswa/i internship dari bermacam program studi di BINUS University dalam program kerja sama internship SHINTA VR dan BINUS University. Ia menyadari bahwa komitmen membangun ekosistem teknologi imersif adalah projek jangka panjang. Namun, kerja sama (partnership) antarinstansi dan antarinstitusi yang SHINTA VR kerjakan selama ini dapat menjadi stepping stones yang secara bertahap membentuk suatu tatanan masyarakat yang berwawasan teknologi.
Oleh sebab itu, Andrew merasa beruntung, bersama SHINTA VR, sanggup menjalin partnership dengan BINUS University, almamater tercintanya, demi menyongsong proyeksi Generasi Indonesia Emas 2045. “Sebagai proyek jangka panjang, komitmen ini mesti berkesinambungan. Partnership adalah gerakan bersama, yang kolaboratif dan berbasiskan komunitas, untuk tetap memperbarui perkembangan teknologi yang berlangsung pesat,” tutup Andrew saat ditanya perihal ekosistem industri teknologi di masa yang akan datang.
Comentários