“Mereka juga perlu merasakan kesetaraan akses inovasi teknologi berkembang. Metaverse membuktikkan bahwa teknologi memberi kebebasan bagi semua kalangan.”
Inovasi teknologi seperti Metaverse telah berevolusi secara signifikan. Evolusi tersebut menandai sebuah era baru bagi kenyamanan pengguna teknologi. Konsep Metaverse sangat menarik ketika penggunanya, dari berbagai kalangan, bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan spesifik. Metaverse mengandung banyak potensi berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Selain memiliki potensi hiburan dan ekonomi, Metaverse menjanjikan inklusivitas yang besar, terutama bagi penyandang difabel.
Metaverse merupakan ruang virtual kolektif imersif yang menyelaraskan batasan antara dunia nyata dan digital. Dengan menghancurkan batasan fisik, alih-alih justru menyediakan jalur baru, Metaverse secara langsung mengubah cara penyandang para penyandang disabilitas mengalami dunia. Seperti yang kita ketahui, tantangan terberat bagi para penyandang difabel adalah keterbatasan mobilitas sehari-hari. Keterbatasan itu tidaklah relevan dalam Metaverse berkat karakteristik imersifnya.
Karakteristik inklusif Metaverse menopang mobilitas siapa pun yang memiliki keterbatasan (difabel), baik keterbatasan pendengaran, keterbatasan penglihatan, atau pun keterbatasan pergerakan, dunia virtual menyamakan kedudukan mereka sehingga memungkinkan setiap orang untuk terlibat atas dasar kesetaraan. Metaverse adalah platform teknologi yang menjunjung egaliter. Salah satu contoh fitur Metaverse yang membantu, yaitu ‘Text-to-Speech’. Fitur tersebut memudahkan komunikasi antara tuna rungu. Selain itu, Metaverse menawarkan sejumlah besar peluang bagi penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang sebelumnya tidak dapat diakses.
Teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) memegang peranan penting dalam pengaktivasian pengalaman imersif yang disesuaikan dengan preferensi dan kemampuan individu penggunanya. Misalnya, seseorang dengan mobilitas terbatas mampu bereksplorasi dengan avatar virtual sekaligus berinteraksi di dunia virtual yang menakjubkan bersama pengguna Metaverse lainnya. Dengan demikian, akses para penyandang difabel menuju kebutuhan primer pun dapat terwujud melalui ruang virtual yang beragam antara lain ruang kelas, ruang kerja, dan lain sebagainya.
Metaverse menghadirkan peluang luar biasa untuk ‘menghidupkan kembali’ semangat pada penyandang difabel dengan menyediakan dunia virtual yang inklusif. Melalui teknologi inovatif dan desain cermat, Metaverse dapat mendobrak batasan fisik dan menawarkan jalan baru untuk berpartisipasi. Saat kita melangkah maju ke era baru interkoneksi digital ini, penting bagi kita memprioritaskan inklusivitas dan aksesibilitas. Kita juga harus memastikan bahwa Metaverse menjadi kekuatan transformatif untuk semua kalangan masyarakat.
Comments