Perjalanan Andes, Andrew, dan Wisnu mengembangkan SHINTA VR dalam meniti kesuksesan sebagai perusahaan yang berkesinambungan bisa dikatakan berhasil. Salah satu faktor yang memengaruhinya adalah keaktifan Andes dalam komunitas Virtual Reality (VR) Indonesia tersebut. Sebagai chairman dalam Indonesia VR Association (INVRA), Andes berkesempatan bertemu dan bertukar pikiran dengan penggiat industri VR di Indonesia lainnya.
Pada tahun ke-4 SHINTA VR, Andes bertemu dengan Antovany Reza atau yang akrab disapa Reza dalam salah satu kegiatan INVRA. Pada saat itu, Reza sebagai CEO salah satu perusahaan VR asal Singapore yang sedang mengembangkan bisnis VR di Indonesia. Alhasil Andes dan Reza bertukar pikiran dan membahas sesuatu yang besar, yaitu Metaverse, dari sudut pandang asosiasi.
Pembahasan Andes dan Reza pada saat itu menemui titik temu. Reza berada di garis yang sama dengan pemikiran Andes. Hal inilah yang memotivasi Andes untuk menggandeng Reza dalam mengembangkan SHINTA VR. Hasilnya, pada kuartal pertama 2021 Reza resmi bergabung menjadi bagian SHINTA VR. “Waktu itu gua masuk ke SHINTA VR dari background korporasi. Hal yang gue lihat pertama kali adalah bagaimana kesehatan SHINTA VR as a company. Jadi sedikit ada perbedaan dengan background gue” ujarnya.
Berdasarkan penglihatan Reza terhadap SHINTA VR, dirinya melihat value dari SHINTA VR yang banyak orang tidak sadari. Satu-satunya cara untuk menumbuhkan kesadaran publik terhadap value SHINTA VR adalah dengan branding. Hal tersebut juga turut dikeluhkan Andes dan membutuhkan pakar untuk mengemas SHINTA VR itu sendiri. “Akhirnya gua berpikir sebagai shadow CEO atau advisor CEO,” lanjut Reza.
Hal pertama yang dilakukan Reza adalah menyempurnakan sinergi dalam divisi Creative Marketing Sales (CMS) yang sebelumnya hanya gabungan Marketing Sales saja. Keputusan tersebut berhasil membawa SHINTA VR menjadi company yang memiliki value di atas rata-rata. Bahkan Reza sendiri mengatakan bahwa “Pertumbuhan SHINTA VR jadi jauh lebih cepat, dibanding sebelum-sebelumnya. Hingga menutup tahun 2021 meningkatkan valuasi sebanyak 400 - 450%, dari tahun sebelumnya.”
Menurut Reza “Roma itu tidak dibangun dalam semalam. Gue di SHINTA VR tidak membangun dari nol, tapi gue membangun sesuatu yang sudah dibangun dari 2016. Kemudian gue akumulasikan itu dan terjadilah SHINTA VR seperti sekarang.” Apa yang dikatakan Reza tersebut tidak hanya perkembangan dari sisi materi saja, namun meliputi kultur di SHINTA VR, kualitas Sumber Daya Manusia, dan perkembangan kondisi psikologisnya.(Bersambung)
Comments